Ada rindu bersama do’a yang saling beriringan berkirim dari
sini
Ada syukur aku rasakan, diberikan waktu merasakan kasih
sayangmu
Ada bahagia selalu menjadi milikku saat selalu bisa melihat
raut tawamu
Kau yang ku sebut kakek, yang sekarang sudah aman di
pelukan-Nya
Ada sepucuk surat untuk jiwamu yang sedang melakukan
perjalanan jauh, dan ragamu yang sedang tertidur panjang
40 hari kau telah meninggalkan kami, sebenarnya aku tahu,
kau tak benar benar meninggalkan kami, hanya saja kita terbatas dengan jarak
ruang dan waktu
Bagaimana bisa kau pergi tanpa tanda, tanpa pesan, tanpa
kata terakhir
Semuanya begitu cepat...
Terkadang masih bergetar bila kulihat raut senyum teduh di
semua potretmu
Terkadang masih terasa nyeri bila menyadari kau sudah pergi
Terkadang masih takut kurasa bagaimana kami tanpamu nanti?
Maaf, bila nanti pusaramu ditumbuhi rumput liar, ada tetesan
air mataku yang membuat mereka tumbuh, setidaknya ada bagian dariku yang ada di
rumah barumu
Namun, Kakek tak perlu khawatir, kami semua akan selalu
berkirim do’a, karena kami tahu hanya itulah yang engkau butuhkan
Tak perlu khawatir, akan selalu ada cinta dan kasih sayang
bersama ribuan do’a yang mengudara untukmu
Semoga surat ini bisa terbaca olehmu, ada rindu bersama
kemelut saat kutulis surat ini
Bila kau sedang tak lelah, bisakah kau datang ke dalam
mimpiku malam ini?
Dan kabarkan bagaimana pertemuanmu dengan nenek di surga
Cucu yang menyayangimu,
Gina Rizki Septiani